Kamis, 26 Juni 2014

Dolog Simarsolpah dan Potensi yang belum digarap



Pendampingan Masyarakat Pinggir Hutan Dolog Simarsolpah

I.                    Pendahuluan
Keselamatan hutan dan sumber air, sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat sekitarnya. Walaupun tidak dapat dipungkiri kerusakan hutan seringkali dilakukan oleh oknum-oknum pengusaha dan penguasa, legal ataupun illegal semuanya berujung kepada kerusakan lingkungan. Meskipun demikian, upaya penyelamatan lingkungan harus terus dilakukan sebelum alam “marah” dan meminta korban. Arah gerakan ini harus melalui dua jalur yaitu; pendampingan masyarakat dan desakan kepada pengusaha dan penguasa untuk tidak mengeksploitasi hutan lagi. Masyarakat pinggiran hutan harus mendapat pemahaman yang sangat luas tentang bagaimana selayaknya memperlakukan hutan sebagai sumber penghasilan dan berpeluang untuk peningkatan kesejahteraan tanpa merusak lingkungan. Persoalan ini menjadi dilema yang belum pernah dibahas secara bersama-sama dengan masyarakat pinggir hutan

Pengamatan Pelpem GKPS disekitar hutan Dolog Simarsolpah terhadap perilaku masyarakat di sana, sudah cukup memprihatinkan. Dolog Simarsolpah berada di Nagori Siporkas Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun berbatasan langsung dengan Nagori Durian Banggal kecamatan Rayakahean. Perilaku petani sangat tidak bersahabat dengan kelestarian alam, keyakinan mereka bahwa jika ingin berhasil dalam usaha tani maka harus membuka lahan baru (berpindah-pindah). Lahan semakin sempit sementara kebutuhan perluasan sangat mendesak. Hal ini lumrah seiring dengan pertambahan penduduk. Lahan yang diusahai saja sudah rata-rata berada di kemiringan 40-70 derajat. Hal ini sangat berpotensi terhadap bencana longsor yang mengancam keselamatan mereka sendiri. Kenyataan menunjukkan bahwa petani tidak dapat meningkat kesejahteraannya jika hanya mengandalkan usaha tani.

Hutan Dolog Simarsolpah adalah hulu dari beberapa sungai besar yang mengalir menuju kota Tebingtinggi dan Kabupaten Serdang Bedagai seperti sungai Bah Kulistik dan Bah Bolon, kedua sungai ini sering membawa banjir kiriman ke kota Tebingtinggi. Dolog ini juga merupakan sumber mata air Sarana Air Bersih dampingan Pelpem GKPS seperti Sam Durian Banggal, Banjaran, Pulibuah, Bangun Raya, Amborokan, Paneiraya, Marubun Siboras, beserta Sarana Air Bersih lainnya. Semua sumber air ini berpotensi mengalami kekeringan jika hutan Dolog Simarsolpah rusak. Solusi harus segera dibahas sebelum kerusakan semakin parah dan sulit untuk memperbaikinya. Masyarakat harus dilibatkan membahas masalah ini. Pemerintah harus didorong melakukan tindakan nyata ditengah-tengah masyarakat.

Hutan sebenarnya dapat memberikan kehidupan bagi masyarakat sekitarnya dengan tanpa merusaknya. Potensi keindahan alam hutan dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan mereka. Dolog Simarsolpah adalah asset yang tak terhingga nilainya, bahkan anugerah yang sungguh luar biasa bagi masyarakat sekitarnya. Jarak yang sangat dekat dengan ibukota Kabupaten Simalungun (Kota Raya) semakin memperkuat potensi itu. Kesadaran inilah yang harus ditekankan kepada masyarakatnya. Disisi lain, Jika kesadaran masyarakat sekitarnya semakin memahami potensi tersebut maka secara otomatis masyarakat semakin mencintai hutan tersebut yang bermuara kepada kelestarian lingkungan hidup.

Peran serta Pelpem GKPS dalam pelestarian lingkungan hidup dinyatakan dengan pembentukan 2 Organisasi Rakyat yaitu Perhimpunan Rakyat Pengelola Keswadayaan Air Bersih (PROKASIH) dan Organisasi Petani Selaras Alam Siantar Simalungun (ONPESEASI). Kedua organisasi ini telah melakukan kegiatan dalam peningkatan kesadaran terhadap keselamatan lingkungan. Dalam kegiatan ini kedua organisasi ini didorong secara aktif. Kegiatan ini dilakukan dengan mempertemukan tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintah setempat, dan pemangku kepentingan lainnya. Mereka duduk bersama membahas permasalahan ini. Selanjutnya akan dilakukan pendampingan rutin sepanjang tahun sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar