Pendampingan Masyarakat Pinggir Hutan
Dolog Simarsolpah
I.
Pendahuluan
Keselamatan hutan dan sumber air,
sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat sekitarnya. Walaupun tidak dapat
dipungkiri kerusakan hutan seringkali dilakukan oleh oknum-oknum pengusaha dan
penguasa, legal ataupun illegal semuanya berujung kepada kerusakan lingkungan.
Meskipun demikian, upaya penyelamatan lingkungan harus terus dilakukan sebelum
alam “marah” dan meminta korban. Arah
gerakan ini harus melalui dua jalur yaitu; pendampingan masyarakat dan desakan
kepada pengusaha dan penguasa untuk tidak mengeksploitasi hutan lagi. Masyarakat
pinggiran hutan harus mendapat pemahaman yang sangat luas tentang bagaimana
selayaknya memperlakukan hutan sebagai sumber penghasilan dan berpeluang untuk
peningkatan kesejahteraan tanpa merusak lingkungan. Persoalan
ini menjadi dilema yang belum pernah dibahas secara bersama-sama dengan
masyarakat pinggir hutan
Pengamatan Pelpem GKPS disekitar
hutan Dolog Simarsolpah terhadap perilaku masyarakat di sana, sudah cukup
memprihatinkan. Dolog Simarsolpah berada di Nagori Siporkas Kecamatan Raya
Kabupaten Simalungun berbatasan langsung dengan Nagori Durian Banggal kecamatan
Rayakahean. Perilaku petani sangat tidak bersahabat dengan kelestarian alam,
keyakinan mereka bahwa jika ingin berhasil dalam usaha tani maka harus membuka
lahan baru (berpindah-pindah). Lahan semakin sempit sementara kebutuhan
perluasan sangat mendesak. Hal ini lumrah seiring dengan pertambahan penduduk.
Lahan yang diusahai saja sudah rata-rata berada di kemiringan 40-70 derajat.
Hal ini sangat berpotensi terhadap bencana longsor yang mengancam keselamatan
mereka sendiri. Kenyataan menunjukkan bahwa petani tidak dapat meningkat
kesejahteraannya jika hanya mengandalkan usaha tani.
Hutan Dolog Simarsolpah adalah hulu
dari beberapa sungai besar yang mengalir menuju kota Tebingtinggi dan Kabupaten
Serdang Bedagai seperti sungai Bah Kulistik dan Bah Bolon, kedua sungai ini
sering membawa banjir kiriman ke kota Tebingtinggi. Dolog ini juga merupakan sumber
mata air Sarana Air Bersih dampingan Pelpem GKPS seperti Sam Durian Banggal,
Banjaran, Pulibuah, Bangun Raya, Amborokan, Paneiraya, Marubun Siboras, beserta
Sarana Air Bersih lainnya. Semua sumber air ini berpotensi mengalami kekeringan
jika hutan Dolog Simarsolpah rusak. Solusi harus segera dibahas sebelum
kerusakan semakin parah dan sulit untuk memperbaikinya. Masyarakat harus
dilibatkan membahas masalah ini. Pemerintah harus didorong melakukan tindakan
nyata ditengah-tengah masyarakat.
Hutan sebenarnya dapat memberikan
kehidupan bagi masyarakat sekitarnya dengan tanpa merusaknya. Potensi keindahan
alam hutan dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan mereka. Dolog Simarsolpah
adalah asset yang tak terhingga nilainya, bahkan anugerah yang sungguh luar
biasa bagi masyarakat sekitarnya. Jarak yang sangat dekat dengan ibukota Kabupaten
Simalungun (Kota Raya) semakin memperkuat potensi itu. Kesadaran inilah yang
harus ditekankan kepada masyarakatnya. Disisi lain, Jika kesadaran masyarakat
sekitarnya semakin memahami potensi tersebut maka secara otomatis masyarakat
semakin mencintai hutan tersebut yang bermuara kepada kelestarian lingkungan
hidup.
Peran serta Pelpem GKPS dalam
pelestarian lingkungan hidup dinyatakan dengan pembentukan 2 Organisasi Rakyat yaitu
Perhimpunan Rakyat Pengelola Keswadayaan Air Bersih (PROKASIH) dan Organisasi
Petani Selaras Alam Siantar Simalungun (ONPESEASI). Kedua organisasi ini telah
melakukan kegiatan dalam peningkatan kesadaran terhadap keselamatan lingkungan.
Dalam kegiatan ini kedua organisasi ini didorong secara aktif. Kegiatan ini
dilakukan dengan mempertemukan tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintah
setempat, dan pemangku kepentingan lainnya. Mereka duduk bersama membahas
permasalahan ini. Selanjutnya akan dilakukan pendampingan rutin sepanjang tahun
sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar